Contoh Kata Pengantar Untuk Karya Ilmiah (Hasil Penelitian| Buku| Skripsi) | Smp Pilpay

Pengertian Kata Pengantar

Kata pengantar seCaranya harfiah terdiri dari dua kata yaitu kata dan pengantar. Kata yg digunakan dalam frasa kata pengantar bukan Makna kata yg dibatasi ‘satuan bahasa terkecil yg mememiliki makna , malainkah kata yg bersinonim dengan ‘ucapan’.

Sementara pengantar berasal dari kata dasar antar. Pengantar berMakna sesuatu yg mengantarkan. Maka , kata pengantar ialah kata yg berupa ucapan (kalimat-wacana) yg terdapat di belahan awal sebuah karya ilmiah (baik proposal , laporan , maupun karya penelitian) yg digunakan sebagai gambaran umum seCaranya singkat hasil sebuah karya tersebut.


Kata pengantar dalam beberapa karya ilmiah lain juga disebut dengan prakata. Sebenarnya Makna kata pengantar dan prakata sama saja. Isinya juga sama. Selain berisi gambaran umum dan sejarah penyusunan karya ilmiah atau laporan juga berisi ucapan terima kasih serta permohonan maaf juga berisi harapan.

Intinya , kata pengantar ialah ucapan dan gambaran singkat yg mampu mengantarkan pembaca buku (karya ilmiah) sehingga alur berpikir dan logika berpikir pembaca sesuai dengan logika berpikir penulis (penyusun) buku karya ilmiah tesebut.

Bagian-Bagian Kata Pengantar

Bagian-bagian (strukur) kata pengantar yg dibahas di sini ialah kata kata pengantar untuk karya ilmiah:

1. Latar belakang penyusunan karya ilmiah.
Berisi penjelasan perihal sejarah dan alasan penyusunan karya ilmiah.

2. Ucapan terima kasih.
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yg telah membantu penyusunan karya ilmiah. Jika karya ilmiah skripsi , pembimbing dan penguji juga disebutkan jasanya di belahan ini.

3. Permohonan maaf.
Permohonan maaf dalam kata pengantar sebuah karya ilmiah sering bertentangan dengan kaidah ilmiah.

Contoh permohonan maaf dalam kata pengantar yg Keliru:

Kami sadar betul bahwa masih ada banyak kekurangan dalam karya ilmiah ini. Maka dari itu saya mohon pembaca sudi memperlihatkan masukan.

Kalimat di atas menyebutkan bahwa sadar ada banyak kesalahan , tetapi Mengapa diterbitkan atau dipublikasikan. Seharusnya kalimat tersebut diberi pengantar awal kalimat:

Karya ilmiah ini disusun dengan usaha yg maksimal dan penuh ketelitian , namun Jika masih ada banyak kekurangan di dalamnya saya harap pembaca mampu memperlihatkan masukan.

4. Harapan

Harapan dalam kata pengantar biasanya berupa keinginan supaya karya yg disusun memperlihatkan manfaat bagi pihak yg membutuhkan.

5. Titimangsa (Tempat , Waktu Penulisan , dan Penulis/Penyusun Kata Pengantar)


Dalam kata penantar biasanya juga ada peribahasa dan perumpamaan. Perumpamaan yg paling sering digunakan dalam sebuah kata pengantar adalah:

Tak ada gading yg tak retak

yg Maknanya tidak segala sesuatu yg benar-benar tepat tanpa cacat.

Contoh Kata Pengantar

Sebagai pola , dalam Maknakel ini ditampilkan pola kata pengantar (prakata) yg terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga; Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia; Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ketiga karya ilmiah ini dipilih alasannya ialah sebagai pola standar yg disusun oleh para hebat bahasa sehingga diperlukan menjadi pola yg benar.

Contoh Kata Pengantar Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

(Disalin sepenuhnya dari: Alwi , Hasan et.al.  2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Cetakan Kedepalan. Jakarta: Balai Pustaka)

PRAKATA UNTUK EDISI KETIGA

Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI) mula-mula dihimpun dan diterbitkan sebagai edisi pertama pada tahun 1988 untuk menyongsong Kongers Bahasa Indonesia V yg diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1988. Edisi pertama suatau tata bahasa baku tentu tidak diperlukan telah sempurna-bahkan diperkirakan bahwa untuk edisi-edisi selanjutnya pun pasti bakal ada perbaikan dan penyempurnaan. Karena itulah dalam Kongres V tersebut diputuskan supaya TBBI dikembangkan dan disempurnakan.

Suatu tim kecil yg anggotanya (menurut abjad) terdiri atas Dr. Hasan Alwi (Pusat Bahasa). Prof. Soenjono Dardjowidjojo , Ph.D. (Unika Atma Jaya) , Dr. Hans Lapoliwa , P.Phil (Pusat Bahasa) , dan Prof. Dr. Anton M. Moeliono (Universitas Indonesia) dibentuk dan ditugasi untuk merevisi TBBI edisi pertama itu. Hasil tim itu adalh buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia , edisi kedua. Edisi itu  diterbitkan dalam jumlah yg terbatas dan diperuntukkan khusus bagi para penerima Kongres Bahasa Indonesia VI yg diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1993. Dengan demikian , edisi kedua itu tidak sempat masuk pasar buku.

Dalam Kongres VI juga disarankan supaya TBBI edisi kedua dikembangkan. Tim kecil tersebut di atas melanjutkan tugasnya dan kesudahannya ialah Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia , edisi ketiga ini. Dalam usaha untuk memperbaiki , mengembangkan , dan menyempurnakan TBBI ini , tim itu mencari masukan dari pelbagai hebat , baik hebat bahasa maupun pakar pengguna bahasa. Keliru satu upaya tim itu untuk mendapatkan asukan yg diperlukan perbaikan itu ialah pemanfaatan Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atma Jaya (PELBBA) 1997. Pada PELBBA itu , Prof. Dr. Lia Yock Fang (Universitan Nasional Singapura) dan Prof. Dr. Mien A. Rifai (BPP Teknologi) diundang khusus untuk memperlihatkan tanggapan dan kritiknya. Di samping para hebat yg hadi dalam PELBBA itu , Prof. Dr. Ir. Dali S. Naga , IKIP Jakarta , juga memperlihatkan saran-saran yg sangat bermanfaat untuk penyusunan edisi ini.

Semula anggota tim revisi hanya bermaksud untuk melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan yg ada dalam edisi kedua , tetapi dalam pertemuan berkala tim peyusun didapati belahan tertentu yg dirasakan perlu ditinjau kembali dan dikembangkan. Karena itu , edisi ini memuat beberapa perubahan yg esensial , khusunya Bab V (Adjektiva) , Bab VI (Adverbia) ,  Bab VIII (Kata Tugas) , dan Bab IX (Kalimat). Pada umumnya , perubahan itu berupa pendalaman pelbagai aspek belahan itu masing-masing. Di samping itu , kada keabstrakan dalam edisi ini juga dikurangi sehingga diperlukan lebih Praktis dipahami oleh pembaca awam. Walaupun demikian , hendaknya disadari bahwa untuk mencapai taraf generalisasi yg berlaku seCaranya umum pernyataan yg abnormal acapkali tidak mampu dihindari. Untuk mengimbangi hal itu , dalam TBBI edisi ketiga ini juga ditambahkan contoh-contoh yg bakal membantu pembaca memahami generalisasi Maksud itu.

Edisi ini tidak bakal terwujud tanpa proteksi teknis dua tenaga setia Pusat Bahasa: Sugiyono , M. Hum. Dan Drs. M. Nurhanadi yg dengan tekun dan dengan tidak mengenal lelah telah mencurahkan waktu , kemapuan , dan tenaganya menyertai para penyusun mewujudkan edisi ini. Kepada mereka tim penyusun mengucapkan rasa terima kasih yg mendalam.

Selain itu , edisi ini tidak mampu terbit tanpa bantua dari pihak penerbit , yaitu PT (Persero) Balai Pustaka. Untuk itu , tim penyusun memperlihatkan penghargaan yg seting0-tingginya dan terima kasih atas proteksi yg diberikan , khusunya kepada Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto , Direktur Utama PT (Persero) Balai Pustaka merangkap Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Ilmu bertumpu pada temuan ilmiah sebelumnya. Karena itu , Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi ketiga ini harus dianggap hasil dalam suatu perkembangan. Kajian serta penelitian yg lebih mendalam mengenai banyak sekali aspek bahasa Indonesia bakal merupakan materi yg bakal dimanfaatkan dalam edisi berikutnya. Oleh alasannya ialah itu , segala saran dan demi perbaikan buku ini bakal disambut dengan senang hati.

Jakarta , 28 Oktober 1998

Penyusun:

Hasan Alwi
Soenjono Dardjowidjojo
Hans Lapoliwa
Anton M. Moeliono


CONTOH KATA PENGANTAR KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA EDISI KEEMPAT

(Disalin sepenuhya dari Sugono , Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.  Jakart: Gramedia & Pusat Bahasa)

Prakata Edisi Keempat

Satu bahasa besar atau bahasa utama mempunyai kamus , tata bahasa , dan uji bahasa yg standar. Kamus memuat khazanah kosakata bahasa yg mampu menjadi lambang atau indikator kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Demikian pula , bahasa Indonesia mempunyai kekayaan kosaskata yg memadai sebagai sarana pikir , ekspresi , dan komunikasidi berbagdai bidang kehidupan. Kosakata itu tertampung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus yangterbit edisi pertama tahun 1988 , edisi kedua tahun 1991 , dan edisi ketiga tahun 2001 itu kini telah menempuh perjalanan 20 tahun. Dari edisi pertama hingga edisi ketiga terdapat perkmbangan yg signifikan , terutama dalam hal kosakata , baik umum maupun khusus. Pada edisi pertama jumlah lema yg dimuat sekitar 62.000 , edisi kedua sekitar 72.000 , dan edisi ketiga sekitar 78.000 dan peribahasa 2.034.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat ini mengalami peningkatan jumlah lema dan sublema yakni 90.049 , yg terdiri atas lema pokok 41.250 dan sublema 48.799 , serta peribahasa sebanyak 2.036 , hanya menmbah dua peribahasa dkarena peribahas memang bentuk bahsa yg tidak berkembang. Penambahan lain terdapat pada lampiran “Kata dan Ungkapan Asing” serta “Kata dan Ungkapan Daerah”. Informasi jumlah penduduk di setiap provinsi sudah dimutakhirkan berdsarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2006.

Selain mengalami perkembangan dalam jumlah lema dan sublma , kamus ini mengalami perbaikan definisi atau penjelasan lema/sublemanya , termasuk penambhan makna (akibat perkembangan pemakaian bahasa) , perbaikan penulisan latin untuk tumbuhan dan binatang , perubahan urutan susunan sublema , dan perbaikan isi lampiran. Semua itu dilakukan atas dasar masukan dari para pengguna kamus , baik melalui surat , pos-el (e-mai) , telepon , surat kabar/majalah maupun melalui forum atau pertemuan ilmiah. Proses perbaikan definisi  dilakukan dengan pengelompokan lema yg mempunyai kategori yg sama , misalnya kelompok kategori flofra , fauna , jabatan , trransportasi , dan warna , kemudian dilakukan perbaikan definisi sehingga ketaatasasan dalam pendefinisian dapt terpelihara. setelah itu , lema-lema digabungkan lagi dan pemeriksaan dilakukan kembali dari A-Z. Adapaun pengurutan sublema yg merupakan derivasi dari lema pkok disusun berdasarkan paradigma pembentuk kata , tidak lagi diurutkan bedasrkan abjad. Dengan demikian , sublema petinju ditampilkan di bawah sublema bertinju , sedangkan peninju  di bawah meninju dan meninjukan , serta tinjuan yg merupakan hasil meninju dielatakkan di bawah pertinjuan (hasil meninju).

Penambahan lema baru dalam kamus ini diperoleh dari kosakata budaya tempat di wilayah penggunaan bahasa Indonesia. Penambahan kosakata budaya tempat itu mempunyai makna penting dalam penerbitan kamus ini alasannya ialah hal itu berMakna bahsa Indonesia mendapatkan sumbangan besar bahasa kawasan , idak hanya dari tempat tertentu , tetapi dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Kosakata itu merupakan kosakata khas yg tidak mampu diterjemahkan ke dalam bahasa Inonesia sehingga kata-kata tersebut dipungut dengan jalan diserap (baik seCaranya utuh maupaun dengan penyesuaian ejaan dan/atau lafal bahasa Indoensia).

Atas penerbitan kamusi in , saaya memperlihatkan ucapan terima kasih kepadsa semua pihak yg telah turut serta berperan dalam revisi kamus ini , sejak tahap persiapan hingga dengan penerbitan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat ini. SeCaranya khusus saya memperlihatkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yg telah membantu dalam pengolahan data (penggabubngan kembali lema kamus ini) dan kepada PT Gramedia Pustaka Utama yg menerbitkan kamus ini. Demiian juga saya memperlihatkan terima kasih kepada Dr. Marcus Susanto , Prof. Dr. Mien A. Rifai , Dr. Muhammad Zirin Jr. , dan B.J. Marwoto , yg telah menyumbangkan data serta Dra. Yeyen Maryani , M. Hum. yg telah memberi duungan perencanaan penerbitan edisi ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada mereka yg namanya tidak mungkin saya sebutkan satu per satu yg telah memperlihatkan saran dan kritik sebagai Keliru satu materi revisi kamus ini.

Peribahasa menaikkan air ke guru (melakukan pekerjaan yg sukar sekali’ sebelum ada teknologi pompa) kiranya patut diibaratkan dengan  orang menyusun kamus. Penyusunan  kamus yg komprehensif memerlukan kecermatan yg tinggi , ketekunan , dan kesabaran yg luar biasa. Penggaraan kamus ini bagai gunting makan di ujung (‘perlahan-lahan , tetapi tercapai apa Maksudkan’). Pengerjaan dilakukan dengan penuh asa supaya kamus ini mampu memenuhi harapan penggunanya. Namun , tak ada padi yg bernas setangkai (‘tak ada sesuatu yg sempurna’). Untuk itu , sebagi materi pertimbangan dalam penyempurnaan kamus pada masa yg bakal tiba , amat diperlukan saran , tanggapan , bahkan kritik dari para pengguna kamus ini.

Semga penerbitan kamus ini mampu memberi mafaat besar bagi upaya pencerdasan bangsa menuju insan Indonesia yg cerdsas dan Kompetitif.

Jakarta , 28 Agustus 2008

Dendy Sugono
Kepala Pusat Bahasa
Selaku Pemimpin Redaksi


KATA PENGANTAR TESAURUS ALFABETIS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA

(Disalin sepenuhnya dari: Sugono , Dendy. 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Mizan)

Kata Pengantar

Sejalan dengan perkembangan yg terjdai dalam kehidupan masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu , perkembangan kosakata bahasa Indonesia memperlihatkan kemajiuan yg signifkan. Perkembangan kosakata itu tampak pada pertambahan kosakata yg terekam pada terbitan kamus bahasa Indonesia. Dalama Kamus Umum Bahasa Indonesia yg terbit pada 1953 terdapat 23.000 lema. Kamus itu diolah kembali oleh Pusat Bahasa dan diterbitkan pada 1976 dengan perhiasan 1.000 lema. Itu berMakna , dalam waktu 23 tahun , seakan-bakal perkembangan  kosakata bahasa Indonesisa hanya menCaranyapi 1.000 kata. Sementara itu , pada 1988 diterbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi pertama yg memuat 62.000 lema. Kamus itu memperlihatkan bahwa dalam waktu 12 tahun tlelah terjadi perkembangan 38000 kata dalam bahasa Indonesia. Dalam terbitaan edisi kedua pada 1990 , kamus itu telah menambah muatan lema menjadi 72.000 lema , dan pada edisi ketiga tercatat  78.000 lema , sedangkan pada edisi keempat , kamus itu telah menyebarkan jumlah lema menjadi lebih dari 90.000 lema.

Selain terlihat pada perkembangan kata , perkembangan istilah turu memacau perkmbangan kosakata bahasa Indonesia. Melalui kerja sama degnan pakar bidang ilmu sekitar 30 tahun , kini Pusat Bahasa telah menghasikan 405.000 istilah banyak sekali bidang ilmu. Jika kosa kata umum termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , istilah bidang ilmu dipublikasikan dalam bentuk Glosarium Istilah Asing-Indonesia. Sekalipun masih ada sejumlah istilah yg belum termuat dalam glosariau dan kata yg belaum ada dalam kamus , jumlah kata dan istilah tersebut memperlhatkan betapa pesat perkembangan kata dan istilah bahsa Indonesia dalam dua dasawarsa terkhir.

Perkembangan kata dan istilah tersebut diikuti dengan perkembngan sinonim , hiponim , dan antonim. Jika kamus menyajikan kata dan penjelasan makna serta pola penggunananya , glosarium memuat daftar isitlah asing-Indoneisa , tesaurus menyediakan kata dan sinonim serta antnimya untuk membantu para pengguna bahsa dalam menemukan kata yg tepat untuk mengungkapkan inspirasi , gagasan ,pengalaman , perasaan , dan sebagainya dengan bahsa Indonesia yg tepat.  Melalui penelitan semantik bertahun-tahun , akhrnya Pusat Bahasa mengeluarkan tesauru Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa yg memuat sekitar 28.000 lema. Bku acuan yg telah disipakn lebih dari sepuluh tahun ini kesudahannya pada 2009 ini hadir di tengah=tengah masyarakat sebagai upaya Pusat Bahasa dalam memberikanlayanan kepada masyaakat untuk memperkaya buku acuan dalam rangka pencerdasan anak bangsa.

Atas penerbitan Tesaurus ini , saya memperlihatkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para penyusun; demikain juga kepada pihak lain yg tak mungkin saya sebutkan satuper satu di sini.

Semoga Tesaururs ini memberi manfaat kepada para pelajar dan mahsiswa serta kalangan ilmuwan , sastrwan , budayawan , wartawan , penulis , penerjemah , dan kalangan praktisi lain.


Jakarta , 28 Februari 2009
Dr. Dendy Sugono

Kepala Pusat Bahasa.

Subscribe to receive free email updates:

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Kata Pengantar Untuk Karya Ilmiah (Hasil Penelitian| Buku| Skripsi) | Smp Pilpay"

Post a Comment