Pemecahan problem yakni proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menuntaskan problem yang dihadapinya hingga problem itu tidak lagi menjadi problem baginya. Suatu model yang sanggup dijadikan dasar untuk proses pemecahan problem yakni model empat tahap yang diusulkan oleh George Polya dalam Hudoyo (1988), yaitu; memahami masalah, membuat planning untuk menuntaskan masalah, maksanakan planning yang dibentuk pada langkah kedua, dan mengusut ulang balasan yang diperoleh (Nyimas Aisyah, dkk, 2007;5-10).
1) Konsep dasar dan karakteristik Strategi Pembelajaran MasalahDiartikan sebagai rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian problem yang dihadapi setrik ilmiah. Terdapat tiga ciri utama yaitu; pertama, merupakan rangkaian atrik pembelajaran artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, kedua, atrik pembelajaran diarahkan untuk menuntaskan masalah, yang menempatkan problem sebagai kunci dari proses pembelajaran, ketiga, pemecahan problem menggunakan pendekatan berfikir setrik ilmiah (Wina Sanjaya, 2008; 114-115).
Strategi pemecahan problem sanggup diterapkan:
- Manakalah guru mengharapkan semoga siswa tidak hanya sekedar sanggup mengingat materi pelajaran, tetapi menguasai dan memahami setrik penuh.
- Apabila guru bermaksud untuk menyebarkan keterampilan berfikir rasional siswa.
- Manakalah guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan problem serta membuat tantangan intelektual siswa.
- Jika guru menginginkan mendorong siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajarnya.
- Jika guru ingin semoga siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupanya (hubungan antara teori dengan kenyataan)
2) Hakikat problem dalam taktik pembelajaran masalahMenurut Wina Sanjaya (2008), Hakikat problem dalam taktik pembelajaran pemecahan problem yakni gap atau kesenjangan antara situasi faktual dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Oleh alasannya yakni itu, materi atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi sanggup pula bersumber dari peristiwa-peristiwa yang terjadi yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3) Kriteria pemilihan materi pelajaran dalam taktik pembelajaran masalah;
- Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik
- Bahan yang dipilih yakni materi yang familiar dengn siswa, sehingga siswa sanggup mengikutinya dengan baik.
- Bahan ysng dipilih merupakan materi yang berafiliasi dengan kepentingan orang banyak, sehingga terasa bermanfaat.
- Bahan yang dipilih merupakan materi yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kirikulum.
- Bahan yang dipilih sesuai dengan miniat siswa sehinggga setiap siswa merasa perlu mempelajarinya.
4) Macam-macam taktik pemecahan problem matematikaMenurut Reys (1978) dan buku pengembangan pembelajaran matematika SD, disebutkan beberapa macam taktik pemecahan problem yaitu:
- Beraksi (Act It Out) Strategi ini menuntut untuk melihat apa yang ada dalam problem dan membuat hubungan antar komponen dalam problem menjadi terperinci melalui serangkaian saksi fisik atau manipulasi objek. Penggunaan manipulasi objek semoga hubungan antar komponen dalam permasalahan menjadi jelas.
- Membuat gambar atau diagram Strategi ini digunakan untuk menyederhanakan problem dan memperjelas hubungan yang ada. Untuk membuat gambar atau diagram ini, tidak perlu membuatnya detail tetapi cukup yang berafiliasi dengan permasalahan yang ada.
- Mencari pola Pada prinsipnya, taktik mencari contoh ini sudah dikenal semenjak di Sekolah Dasar. Untuk memudahkan memahami permasalahan, siswa sering kali diminta untuk membuat tabel dan kemudian menggunakannya untuk menemukan contoh yang relevan dengan permasalahan yang ada.
- Membuat tabel Strategi ini ini membantu mempermudah siswa untuk melihat contoh dan memperjelas informasi yang hilang. Dengan kata lain taktik ini sangat membantu dalam mengklasifikasikan dan menyusun informasi atau data dalam jumlah besar.
- Menghitung semua kemungkinan setrik sistematis Strategi ini sering digunakan gotong royong dengan taktik mencari contoh dan membuat tabel, alasannya yakni kadang-kadang mustahil untuk mengidentifikasi seluruh kemungkinan himpunan penyelesaian. Dalam kondisi demikian, sanggup menyederhakan dengan mengkategorikan semua kemungkinan kedalam beberapa bagian. Namun, kalau memungkinkan kadang-kadang perlu mengecek atau menghitung semua kemungkinan jawaban.
- Menebak dan menguji Strategi menebak yang terdidik ini didasarkan pada aspek-aspek yang relevan dengan permasalahan yang ada, ditambah pengetahuan dari pengalaman sebelumnya. Hasil tebakan tentu saja harus diuji kebenaranya serta diikuti oleh sejumlah alasan yang logis.
- Bekerja mundur Strategi ini sangat cocok untuk menjawab permasalahan yang menyajikan kondisi atau hasil simpulan dan menayakan sesuatu yang terjadi sebelumnya.
- Mengidentifikasi informasi yang didinginkan, diberikan, dan diperlukan. Strategi ini membentu menyortir informasi dan memberi pengalaman dalam merumuskan pengalaman. Dalam hal ini perlu menentukan permasalahan yang akan dijawab, menyortir informasi-informasi penting untuk menjawabnya, dan menentukan langkah-langkah penyelesaian yang sesuai dengan soal.
- Menulis kalimat terbuka Strategi ini sanggup melihat hubungan antara informasi yang diberikan dan yang dicari. Untuk menyederhanakan permasalahan, sanggup menggunkan variabel-veriabel sebagai pengganti kalimat dalam soal.
- Menyelesaikan problem yang lebih sederhana atau serupa Suatu problem yang rumit sanggup diselesaikan dengan trik menuntaskan problem yang serupa tetapi lebih sederhana.
- Mengubah pandangan Strategi ini sanggup digunakan sehabis beberapa taktik lain telah dicoba tanpa ada alhasil (Nyimas Aisyah, dkk, 2007;11-16).
Jika diperhatikan setrik seksama antara taktik satu dengan yang lainya yakni selalu berkaitan dan berafiliasi dalam menuntaskan pemecahan problem matematika. Bahkan dalam satu soal pemecahan problem matematika dapa menggunakan lebih dari satu strategi. Untuk menentukan taktik manakah yang paling sempurna digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan, diharapkan suatu keterampilan dan langkah-langkah setrik rinci.
5) Langkah-langkah taktik pemecahan masalahDi dalam pembelajaran matematika, terutama perihal pembelajaran pemecahan masalah, ada seorang tokoh yang sangat dikenal, yakni Georg Polya. Polya menyarankan model 4 langkah pemecahan problem sebagai taktik umum yang perlu dilakukan dalam pembelajaran melalui pemecahan masalah. Keempat langkah itu adalah:
a. Memahami masalahnya
b. Menyusun planning yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah
c. Menjalankan rencana
d. Melihat kembali atau melaksanakan refleksi terhadap selesaian yang diperoleh.
Di kelas, empat langkah ini dikenal nama macam-macam, antara lain: “SEE – PLAN – DO – CHECK” atau “KENALI – SUSUN RENCANA – LAKUKAN – PERIKSA KEMBALI”. Kemampuan pemecahan problem ini akan terbantu perkembangannya kalau dalam diri siswa dipenuhi dengan aneka macam macam taktik pemecahan problem (Usaid;2006).
Setrik garis besar langkah-langkah taktik pemecahan problem masalah mengacu pada empat tahap pemecahan problem yang diusulkan oleh Geoege Polya, yaitu:
a. Memahami masalah
Pada langkah ini, kegiatan pemecahan problem diarahkan untuk membantu siswa menetapkan apa yang diketahui pada permasalah dan apa yang ditanyakan. Beberapa pertanyaan yang perlu dimunculkan kepada siswa untuk membantunya dalam memahami masalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, antara lain;
- Apakah yang diketahui dari soal?
- Apakah yang ditanyakan soal?
- Apa saja informasi yang diperlukan?
- Bagaimana akan menuntaskan soal?
b. Membuat planning untuk menuntaskan masalah
Pada langkah ini, siswa diarahkan untuk sanggup mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan problem yang sesuai untuk memecahkan masalah. Dalam mengidentifikasi strategi-pemecahan problem ini, hal yang paling penting untuk diperhatikan yakni apakah taktik tersebut berkaitan dengan problem yang akan dipecahkan.
c. Melaksanakan penyelesaian soal
Siswa diarahkan menuntaskan soal sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada langkah ini kemampuan siswa dalam memahami substansi dan keterampilan siswa dalam melaksanakan perhitungan matematika akan sangat membantu siswa dalam melaksanakan langkah kedua ini.
d. Memeriksa ulang balasan yang diperoleh
Pada langkah ini penting dilakukan untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi pertentangan dengan yang ditanya. Pada tahap ini ada empat langkah penting yang sanggup dijadikan pedoman untuk melaksanakan langkah ini;
- Mencocokan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanya
- Menginterpretasikan balasan yang diperoleh
- Mengidentifikasi adakah trik lain untuk mendapat penyelesaian masalah
- Mengidentifikasi adakah balasan atau hasil lain yang memenuhi
John Dewey spesialis pendidikan berkebangsaan Amerika yang dikutip Wina Sanjaya (2006:217) menjelaskan 6 langkah taktik pembelajaran bebasis problem yang kemudian dinamakan metode pemecahan problem (Problem Solving), yaitu;
- Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa dalam menentukan problem yang akan dipecahkan.
- Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau problem setrik kritis dari aneka macam sudut pandang
- Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan bebagai kemungkinan pemecahan yang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
- Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diharapkan untuk pemecahan masalah
- Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengembil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan
- Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang sanggup dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Demikian klarifikasi sederhana perihal taktik pembelajaran problem matematika.
Bagaimana perkalian dikerjakan dengan trik nakal, mari kita lihat perkalian yang kreatif dikerjakan dengan trik nakal;
0 Response to "Strategi Pembelajaran Pemecahan Persoalan Matematika"
Post a Comment