Kata-Kata Inspiratif Anies Baswedan

Menempatkan orang sesuai dengan kompetesinya yaitu merupakan salah satu unsur dalam administrasi SDM. Setelah diumumkan nama-nama menteri pada kabinet kerja Jokowi-JK, bermunculanlah komentar pro dan kontra terhadap menteri yang terpilih. Dari 34 menteri yang terpilih, Anies Baswedan yang menjadi Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia menjadi salah satu 'the right man on the right place' dari beberapa menteri yang terpilih.

Sebelum menjadi menteri, Anies Baswedan sudah terlebih dahulu terjun eksklusif dalam dunia pendidikan sehingga tidak heran jikalau banyak guru yang sangat oke dengan terpilihnya dia menjadi menteri. Dunia pendidikan Indonesia sangat berharap banyak kepada bapak menteri Anies Baswedan, alasannya yaitu pendidikan Indonesia yang ditinggalkan menteri sebelumnya terkhusus pada pendidikan dasar dan menengah dalam keadaan 'benang kusut'.

Pendidikan Indonesia yang lebih baik kita harapkan sanggup tercapai dengan kepemimpinan menteri yang bisa membuka pemikiran generasi muda. Bagaimana Bapak Menteri Anies Baswedan mencoba membuka pemikiran kita dan generasi muda dengan kata-kata inspiratif-nya;

“Mencerdaskan kehidupan bangsa” diletakkan sebagai salah satu akad kemerdekaan.

Jika pemimpin pasang tubuh buat rakyat maka rakyat akan pasang tubuh untuk pemimpinnya.

Kekayaan terbesar sebuah bangsa yaitu manusianya, bukan sumber daya alamnya.

Kerja yang membawa hasil konkret untuk rakyat menjadi catatan warisan seorang pemimpin.

Jangan bandingkan calon pemimpin dengan kesempurnaan, bandingkan dengan lawannya.

Jangan hingga sikap kita ketika kampanye bikin aib ketika balik proses ini.

Pilih pemimpin yang merajut tenun kebangsaan bukan yang merobeknya demi kekuasaan.

Jangan agarkan kampanye hitam mengoyak sendi-sendi kebangsaan kita.

Ketegasan ditandai keberanian mengambil keputusan dan nyali untuk melaksanakan.

Mari bantu kawal demokrasi kita ini, jangan agarkan hak pilih kita dimanipulasi.

Pilihlah pemimpin yang bertindak dengan hati nurani bukan untuk kepentingan pribadi.

Pemimpin yang bisa dipercaya sanggup membuat suasana sejuk berdemokrasi.

Mari turun tangan dorong orang baik di politik mengambil otoritas di pemerintahan.

Karakter bukan diajarkan lewat teori dan wejangan. Karakter diajarkan pakai teladan, dengan pola nyata.

Jika kita ingin perubahan maka kita harus pilih pemimpin yang tidak memperlihatkan masa lalu.

Kemenangan itu bukan ditandai dengan kebisingan. Kemenangan itu ditandai dengan kelakuan.

Kita harus lebih takut wacana pertanggungjawaban kita pada anak-cucu dan pada Tuhan soal pilihan kita hari ini.

Menilai niat? Biar itu urusan peniat dan Tuhannya. Nilai saja tindakannya.

Saya pilih The Avengers. Saatnya good guys stick together.

Pemimpin bukan sekadar bisa jadi hero, tapi bisa membuat dan menggerakkan hero-hero lainnya ikut turun tangan.

Pilih jalan mendaki alasannya yaitu itu akan mengantar kita ke puncak-puncak baru.

Melawan politik uang triknya dengan relawan yang bergerak bukan alasannya yaitu transaksi rupiah.

Lokasi lahir boleh di mana saja. Tapi lokasi mimpi harus di langit.

Jangan bilang “I love you full” tapi bilang “I love you almost full”, berikan ruang untuk cinta bertumbuh.

Semua sudut kota Jogja itu romantis.

Bagi sebagian kalangan kemiskinan itu bersahabat dalam angka, tapi jauh dalam rasa.

Pantas dan tak pantas sering jadi cerminan adab.

Kita harus mengembalikan proses politik kita kepada pertandingan gagasan, ide, dan integritas.

Jika bukan kita yang memulainya di negeri sendiri, kemudian kapan keadaan ini akan berubah?.

Menumbuhkan relawan bukan memetik bayaran.

Pada belum dewasa SD yang sederhana itu, ditanamkan keyakinan untuk bermimpi dan kerja realisasikan mimpi.

2014 yaitu tahunnya orang baik masuk politik.

Dulu golput yaitu perlawanan, kini golput yaitu pemagaran.

Kita turun tangan alasannya yaitu percaya, bukan alasannya yaitu diimingi jadi kaya.

Kebahagiaan itu memang untuk disyukuri.

Kita harus lebih takut wacana pertanggungjawaban kita pada anak-cucu dan pada Tuhan soal pilihan kita hari ini: membisu atau turun tangan.

Anak-anak yaitu masa depan republik ini.

Sikap jujur yaitu tanda hadirnya keberanian.

Kepemimpinan ibarat orkes angklung. Semua turun tangan membuat harmoni yang indah.

Turun tangan tak bisa dirupiahkan. Ini wujud kepedulian kita semua.

Jangan tanya gelarnya, lihat karakternya.

Lawan debat yaitu sobat berpikir.

Mendidik rakyat supaya timbul semangat. Itulah pekerjaan yang utama.

Kendaraan itu ya alat transportasi, bukan alat ukur prestasi.

Rumah boleh di perbatasan, tapi kualitas hidup tak boleh di perbatasan.

Meraih mimpi itu baik, tapi melampaui mimpi itu jauh lebih baik.

Tanam bibit mimpi di bibit muda bangsa.

Dengan dagangan seadanya, mereka kerja untuk berdiri mimpi sebisanya. Di tiap dagangan ada harap masa depan untuk anak-anaknya.

Sambut Indonesia dengan rasa terimakasih. Di tanah ini syukuri perkembangan, perbaiki kekurangan dan siap turun tangan.

Jangan katakan pada Tuhan bahwa saya punya masalah, tapi katakan pada duduk masalah bahwa saya punya Tuhan.

Yang menarik dari anak muda ialah kebaruannya. Tanpa kebaruan, hitung umurnya bisa kecil, tapi sebetulnya ia sudah tua.

Baris kata yang diungkap dengan hati dan sepenuh hati bisa terhapus dari mata, tapi tak bisa dihapus dari memori.

Ibu lahirkan ke dunia dan ibu juga yang bisa “kembalikan” ke surga.

Perlu anak untuk sekadar jadi orang tua. Perlu hati, budbahasa dan ilmu, untuk jadi orangtua yang pendidik.

Tak pernah tersendat fatwa doa ibu untuk anaknya. Amat berpengaruh dan ringankan semua langkah.

Titipkan impian pada imajinasi tanpa batas, agarkan ia terbang tinggi.

Doa ibu itu seakan lebih terperinci dari matahari.

Yang kita punya hanya nama baik, jadi jaga nama baik itu baik-baik.

Mengajarkan tanpa berujar: Jadilah contoh.

Percayalah masih banyak orang baik yang bisa dititipkan untuk mengelola republik ini.

Korupsi merajalela bukan alasannya yaitu penjahatnya banyak, tapi alasannya yaitu orang baik menentukan untuk mendiamkan.

Bangsa ini sedang mulai berdiri. Akan makin tegak, makin tinggi berdirinya. Jangan ludeskan percaya diri bangsa ini.

Pemimpin itu harus tulus. Ketika dipuji dia tidak terbang, ketika dicaci dia tidak tumbang.

Buat ibumu besar hati jangan buat ibumu malu.

Biarkan ia ingat ayahnya pilih untuk berjuang, menentukan turun tangan.

Jalani dan hadapi. Hidup ini memang perjuangan, ada pertarungan dan risiko.

Orang-orang baik tumbang bukan hanya alasannya yaitu banyaknya orang jahat, tetapi alasannya yaitu orang-orang baik lainnya membisu dan mendiamkan.

Tugas pemimpin itu bukan melolongkan ratapan, tetapi mengirimkan harapan.

Kalau ada orang baik masuk politik tidak kita bantu, itu sama dengan memagarkan hanya orang yang masuk alasannya yaitu uang mendominasi Republik ini.

Turun tangan ini tak bisa dirupiahkan, nol rupiah. Ini yaitu wujud kepedulian kita semua.

Pemimpin tak lolongkan ratapan, tapi gelorakan ratapan.

Kenapa orang tidak bermasalah mau masuk politik dipermasalahkan? Dan orang yang bermasalah mau masuk politik tidak dipermasalahkan? Kalau begini, kapan kita akan melihat perubahan?.

Syarat orang baik tumbang yaitu orang-orang baik lainnya mendiamkan. Karena mereka yang punya uang dan kekuasaan pasti menang.

Misalnya pola turun tangan: Lihat Dapil di kawasan Anda. Cari orang baik, yang tidak bermasalah. Datangi dia, katakan, ‘saya mau bantu panjenengan, tapi tolong saya jangan dibayar. Saya punya harga diri. Tolong jangan dirupiahkan harga diri saya’

Lihat ada masalah? Jangan Cuma panggil orang lain untuk turun tangan, tapi panggil diri sendiri untuk turun tangan.

Sederhana itu, ditanamkan keyakinan untuk bermimpi dan kerja realisasikan mimpi.

Suatu ketika nanti, pasti praktek korupsi dan sogok-menyogok tidak hanya melanggar hukum, tapi juga akan tampak sebagai praktek yang ndeso dan sangat primitif.

Relawan tak dibayar bukan alasannya yaitu tak bernilai tetapi alasannya yaitu tidak ternilai.

Korupsi yaitu gejala. Penyakitnya yaitu minimnya integritas.

Suara ikhlas seorang relawan mengalahkan baliho sebesar apapun.

Bung Karno berkata: “Berikan saya sepuluh cowok dan saya akan mengguncang dunia.” Dia tidak berkata bahwa 9 dari 10 cowok itu buta huruf. Itulah sikap optimis bangsa yang harus kita miliki ketika ini.

Bertemu relawan lebih menghargai daripada sekedar mengiklankan diri.

Sebagian besar kita hanya mau lakukan empat hal: bayar pajak, nyoblos, mengkritik, dan memuji. Tapi untuk terlibat? Kalau bisa, tidak usah.

Justru harus lebih banyak orang bersih, berintegritas, kompeten yang berada di pemerintahan dan politik, alasannya yaitu di sana keputusan yang menyangkut kepentingan publik dibuat.

Anak muda memang minim pengalaman, alasannya yaitu itu ia tak tawarkan masa lalu, anak muda memperlihatkan masa depan!

Kenapa ikut konvensi? Lebih baik mana: capres ditentukan oleh elit partai atau oleh rakyat?.

Pada belum dewasa SD yang sederhana itu, ditanamkan keyakinan untuk bermimpi dan kerja realisasikan mimpinya.

Mendidik yaitu memimpin.

Tanamkan keyakinan untuk bermimpi dan mewujudkannya.

Menelantarkan nasib guru sama dengan menelantarkan persiapan masa depan.

Cara kita menghargai guru yaitu trik kita menghargai masa depan.

Pada guru kita titipkan persiapan masa depan bangsa ini.
[Anies Baswedan]
Sebagai seorang guru, tiga kata-kata inspiratif terakhir diatas membuat saya tersenyum.

Video pilihan khusus untuk Anda 💗 Pesan Bapak Anies Baswedan ketika menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, untuk para guru;

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kata-Kata Inspiratif Anies Baswedan"

Post a Comment