Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara kebanggaan dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di program tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya goresan pena coretan dari seorang penjaga sekolah yang merangkap sebagai petugas kebersihan dan tukang kebun sekolah yang telah bekerja cukup usang di sekolah itu.
Dia menulis semuanya dengan karakter kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Kepala sekolah. Terima kasih sebab Bapak telah mengucapkan kata "TOLONG", setiap kali Bapak memberi kiprah yang bergotong-royong ialah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Kepala sekolah sebab Bapak telah mengucapkan "MAAF", dikala Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat sebab Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.
Terima kasih Pak Kepala sekolah sebab Bapak selalu mengucapkan "TERIMAKASIH" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak. Terimakasih Pak Kepala sekolah atas semua penghargaan kepada orang kecil menyerupai saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan hingga kapan pun bapak ialah Pak Kepala sekolah buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Kepala sekolah berada. Amin."
Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Kepala sekolah mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang penjaga sekolah yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan sekolah.
Pak Kepala sekolah tidak pernah menyangka sama sekali bahwa perilaku dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata bisa memberi arti bagi orang kecil menyerupai si penjaga sekolah tersebut. Terpilihnya goresan pena itu untuk diabadikan, sebab seluruh isi kantor itu oke dan setuju bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Kepala sekolah akan mereka teruskan sebagai budaya di sekolah itu.
Pembaca Yang Budiman,Tiga kata "MAAF, TOLONG, TERIMAKASIH" ialah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi memiliki pengaruh yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya setrik tidak eksklusif telah menawarkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok insan yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.
Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada perilaku keteladanan lewat trik berpikir, ucapan, dan tindakan yang bisa membimbing, membina, dan membuatkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.
Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek menyerupai MAAF, TOLONG, dan TERIMAKASIH dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan bisa menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.
Apa yang kita lakukan hari ini ialah Membangun Masa Depan;
0 Response to "Hanya Maaf, Tolong Dan Terima Kasih"
Post a Comment