July 05, 2018 Buku Edukasi Aku Ingin Mendapat Pendidikan, Tapi Saya Benci Sekolah! Tak Sempurna". Apa yang diceritakan Rama Aditya Putra dalam novel ini mempunyai kesamaan dengan apa yang diceritakan Malcolm London pada ketika berbitrik di TED, Lihat Video di ted. mari kita simak sedikit dan untuk lengkapnya silahkan baca novelnya. Namaku Rama Aditya Putra. Panggil saya Rama. Aku ingin bercerita wacana sekolah. Jika tidak benar-benar siap, sebaiknya siapapun tidak meneruskan membaca dongeng ini. Tetapi jikalau benar-benar ingin tahu, wacana sekolah dan segala hal yang tersinggung dengannya, mungkin beberapa yang akan kuceritakan berikut ini belum kaian ketahui… saya ingin memulai semuanya dengan menceritakan sekolahku— ***** Sekolahku yaitu kawasan terbaik untuk bertumbuh: Guru-guru, dengan pakaian rapi dan rambut kelimis, tersenyum ramah menyambut semua murid yang memasuki kelas penuh harapan. Guru, begitu kami menyapa mereka, ibarat sesungguhnya: Teladan utama yang benar-benar patut di gugu lan ditiru. Di kelas, palajaran-pelajaran disampaikan dengan trik yang menyenangkan. Murid-murid saling membantu – mengulurkan tangan untuk siapa saja yang terjatuh dan menyapa hangat ketika temannya kesepian. Tak ada kata-kata kotor di sana, tak ada umpatan dan caci-maki, semua yang terlontar dari pengecap semua orang bagai madah yang mengalun indah. Di sekolahku, ada cinta dan persahabatan, juga hal-hal lainnya yang alasannya yaitu begitu indah sekaligus menyenangkan menjadi tak sanggup dilukiskan kata-kata. Ya, tak tertola, sekolahku yaitu kawasan yang paling tepat untuk menempa diri dan menyiapkan masa depan! Disanalah kami mendapat ilmu pengetahuan, pengalaman-pengalaman, kebenaran-kebenaran. Di sekolahku, tak ada hal yang lain kecuali baik dan benar, dari logika, etika, hingga estetika. Tak ada yang lebih baik dari kawasan ini. Semuanya berjalan tertib dan sesuai harapan. Barangkali, jikalau kitab suci belum tamat dituliskan, sekolahku sanggup diandaikan sebagai nirwana di dunia! Di sekolahku, ketika murid-muridnya lulus, mereka sanggup bergembira merayakan keberhasilannya dalam pesta apa saja yang paling membuat mereka berbahagia. Setelah semua itu, mereka akan mendapat pekerjaan yang baik, menjadi orang baik-baik, sukses dan kaya raya, mendapat jodoh dan berkeluarga, hidup senang selama-lamanya… Itulah sekolahku. Jika tak percaya, datanglah ke sana: maka kamu akan menemukan kebohongan-kebohongan semacam ini, lebih banyak lagi… *****Aku ingin mendapat pendidikan, tapi saya benci sekolah! Sekarang, mungkin semua yang kuceritakan ini terdengar berlebihan. Nyinyir. Palsu. Atau apapun. Seolah-olah saya hanya bakir balig cukup akal labil yang alasannya yaitu tak sanggup memikul tugas-tugas yang di bebankan sekolah, lantas frustrasi dan membabi-buta menyalahkan segalanya wacana sekolah. Aku tahu akan ada di antar kalian yang menganggapku demikian. Mungkin benar juga, saya yaitu sampah dunia pendidikan yang tak sanggup berkompetisi dalam sebuah arus-utama berjulukan sekolah. Terserah kalian saja. Tapi jikalau banyak orang punya pirkiran dan perasaan sepertiku, saya kira tentu ada yang salah dengan sekolah – system pendidikan – kan? Tentang semua itu, saya bukan ahlinya, tetapi saya akan menceritakan semua kisahku apa adanya… saya ingin kalian membacanya dan mengetahui bahwa aku, dan teman-temanku, benar-benar butuh pertolongan. Ada yang salah dengan sekolah. Paling tidak, ada yang salah dengan sekolahku! Sistem pendidikan yang diterapkan kini ini masih perlu dilakukan perbaikan, mari kita simak bagaimana trik kreatif meminta perbaikan sistem pendidikan; Share on Facebook Share on Twitter Share on Google+ Share on LinkedIn Subscribe to receive free email updates:
0 Response to "Aku Ingin Mendapat Pendidikan, Tapi Saya Benci Sekolah!"
Post a Comment