Hamzah Fansuri ialah Ulama sekaligus penyair yg hidup di kurun 16 di tanah Sumatera , tepatnya di Barus , yg juga dikenal dengan Fansur. Segagai jago agama , Hamzah Fansuri , juga disemati gelar Syaikh oleh Krtitikus Sastra Indonesia , Abdul Hadi WM , dalam Bukunya Kembali ke Akar Kembali ke Sumber.
Hamzah Fansuri disebut sebagai orang yg bertanggung jawab atas banyaknya serapan bahasa Arab ke dalam Bahasa Melayu yg kemudian menjadi cikal-bakal bahasa Indonesia. Oleh alasannya ialah , Hamzah Fansuri sebagai orang yg jago agama , memalsukan bentuk sastra Persia yg mirip dengan syair. Keliru satu Syair Hamzah Fansuri ialah yg berjudul Syair Perahu.
Syair Perahu karya Hamzah Fansuri tidak hanya menjadi objek penelitian para sarjana yg mempelajari sastra. Syair Perahu juga menjadi media dan materi pelajaran untuk pendidikan , khsusunya kelas 7 SMP dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun sebetulnya yg merasa mempunyai Hamzah Fansuri dengan Syair Perahu , dan juga Syair-syair karyanya yg lain bukan hanya orang Indonesia , melainkan juga orang Malaysia.
Saat Hamzah Fansuri hidup dan berkarya , tidak ada entitas negara dan wilayah yg bernama Indonesia maupun Malaysia. Hamzah Fansuri memengaruhi keduanya , (Indonesia dan Malaysia). Karena (menurut Abdul Hadi WM) , Hamzah Fansuri yg telah banyak menciptakan istilah dalam bahasa Melayu yg diserap dari bahasa Arab.
Perlu diketahui pula bahwa , Syair Perahu yg menjadi materi pelajaran siswa di sekolah , merupakan potongan syair yg hanya beberapa bait saja. Sebenarnya , Syair Perahu karya Hamzah Fansuri terdiri dari
Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah ,
membetuli jalan tempat berpindah ,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah
Bait 2
Wahai muda kenali dirimu ,
ialah perahu tamsil tubuhmu ,
tiadalah berapa lama hidupmu ,
ke darul infinit jua kekal diammu.
Bait 3
Hai muda arif-budiman ,
hasilkan kemudi dengan pedoman ,
alat perahumu jua kerjakan ,
itulah jalan membetuli insan.
Bait 4
Perteguh jua alat perahumu ,
hasilkan bekal air dan kayu ,
dayung pengayuh taruh di situ ,
supaya laju perahumu itu
Bait 5
Sudahlah hasil kayu dan ayar ,
angkatlah pula sauh dan layar ,
pada beras bekal jantanlah taksir ,
niscaya tepat jalan yg kabir.
Bait 6
Perteguh jua alat perahumu ,
muaranya sempit tempatmu kemudian ,
banyaklah di sana ikan dan hiu ,
menanti perahumu kemudian dari situ.
Bait 7
Muaranya dalam , ikanpun banyak ,
di sanalah perahu tenggelam dan rusak ,
karangnya tajam mirip tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
Bait 8
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak tiba menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Bait 9
Muaranya itu terlalu sempit ,
di manakan kemudian sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit ,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Bait 10
Baiklah perahu engkau perteguh ,
hasilkan pendapat dengan tali sauh ,
anginnya keras ombaknya cabuh ,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Bait 11
Lengkapkan pendarat dan tali sauh ,
derasmu banyak bertemu musuh ,
selebu rencam ombaknya cabuh ,
La ilaha illallahu bakal tali yg teguh.
Bait 12
Barang siapa bergantung di situ ,
teduhlah selebu yg rencam itu
pedoman betuli perahumu laju ,
selamat engkau ke pulau itu.
Bait 13
La ilaha illallahu jua yg engkau ikut ,
di maritim keras dan badai ribut ,
hiu dan paus di belakang berdasarkan ,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Bait 14
Laut Silan terlalu dalam ,
di sanalah perahu rusak dan tenggelam ,
sungguhpun banyak di sana menyelam ,
larang mendapatkan permata nilam.
Bait 15
Laut Silan wahid al kahhar ,
riaknya rencam ombaknya besar ,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
Bait 16
Itulah maritim yg maha indah ,
ke sanalah kita semuanya berpindah ,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau tepat musyahadah.
Bait 17
Silan itu ombaknya cerita ,
banyaklah bakal ke sana berpindah ,
topan dan ribut terlalu 'azamah ,
perbetuli pedoman jangan berubah.
Bait 18
Laut Kulzum terlalu dalam ,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan tenggelam ,
perbaiki na'am , siang dan malam.
Bait 19
Ingati sungguh siang dan malam ,
lautnya deras bertambah dalam ,
anginpun keras , ombaknya rencam ,
ingati perahu jangan tenggelam.
Bait 20
Jikalau engkau ingati sungguh ,
angin yg keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yg cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.
Bait 21
Sampailah minggu dengan masanya ,
datanglah angin dengan paksanya ,
belajar perahu sidang budimannya ,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
Bait 22
Wujud Allah nama perahunya ,
ilmu Allah bakal [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya ,
"yakin bakal Allah" nama pawangnya.
Bait 23
"Taharat dan istinja'" nama lantainya ,
"kufur dan masiat" air ruangnya ,
tawakkul bakal Allah jurubatunya
tauhid itu bakal sauhnya.
Bait 24
Salat bakal nabi tali bubutannya ,
istigfar Allah bakal layarnya ,
"Allahu Akbar" nama anginnya ,
subhan Allah bakal lajunya.
Bait 25
"Wallahu a'lam" nama rantaunya ,
"iradat Allah" nama bandarnya ,
"kudrat Allah" nama labuhannya ,
"surga jannat an naim nama negerinya.
Bait 26
Karangan ini suatu madah ,
mengarangkan syair tempat berpindah ,
di dalam dunia janganlah tam'ah ,
di dalam kubur berkhalwat sudah.
Bait 27
Kenali dirimu di dalam kubur ,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan tubuh terhancur.
Bait 28
Di dalam dunia banyaklah mamang ,
ke darul infinit jua tempatmu pulang ,
janganlah disusahi emas dan uang ,
itulah membawa tubuh terbuang.
Bait 29
Tuntuti ilmu jangan kepalang ,
di dalam kubur terbaring seorang ,
Munkar wa Nakir ke sana tiba ,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
Bait 30
Tongkatnya lekat tiada terhisab ,
badanmu remuk siksa dan azab ,
akalmu itu hilang dan lenyap ,
tanpa ada tujuan yg tetap ,
Bait 31
Munkar wa Nakir bukan kepalang ,
suaranya merdu bertambah bergairah ,
tongkatnya besar terlalu panjang ,
cabuknya banyak tiada terbilang.
Bait 32
Kenali dirimu , hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang ,
kelam dan cuek bukan kepalang ,
dengan siapa lawan berbincang?
Bait 33
La ilaha illallahu itulah firman ,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian ,
iman tersurat pada hati manusia ,
siang dan malam jangan dilalaikan.
Bait 34
La ilaha illallahu itu terlalu aktual ,
tauhid ma'rifat semata-mata ,
memandang yg gaib semuanya rata ,
Menghapuskan ke sana sekalian kita.
Bait 35
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah ,
sekalian makhluk ke sana berpindah ,
da'im dan ka'im jangan berubah ,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
Bait 36
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan ,
siang dan malam jangan kamu sunyikan ,
selama hidup juga engkau pakaikan ,
Allah dan rasul juga yg menyampaikan.
Bait 37
La ilaha illallahu itu kata yg teguh ,
memadamkan cahaya sekalian rusuh ,
jin dan syaitan sekalian musuh ,
hendak membawa ia bersungguh-sungguh.
Bait 38
La ilaha illallahu itu kesudahan kata ,
tauhid ma'rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara ,
hamba dan Tuhan tiada tidak sama.
Bait 39
La ilaha illallahu itu tempat mengintai ,
medan yg kadim tempat berdamai ,
wujud Allah terlalu bitai ,
siang dan malam jangan bercerai.
Bait 40
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah ,
menyatakan tauhid jangan berubah ,
sempurnalah jalan kepercayaan yg gampang ,
pertemuan Tuhan terlalu susah.
Sudahkah anda baca semua Bait di atas?
Hamzah Fansuri disebut sebagai orang yg bertanggung jawab atas banyaknya serapan bahasa Arab ke dalam Bahasa Melayu yg kemudian menjadi cikal-bakal bahasa Indonesia. Oleh alasannya ialah , Hamzah Fansuri sebagai orang yg jago agama , memalsukan bentuk sastra Persia yg mirip dengan syair. Keliru satu Syair Hamzah Fansuri ialah yg berjudul Syair Perahu.
Syair Perahu karya Hamzah Fansuri tidak hanya menjadi objek penelitian para sarjana yg mempelajari sastra. Syair Perahu juga menjadi media dan materi pelajaran untuk pendidikan , khsusunya kelas 7 SMP dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun sebetulnya yg merasa mempunyai Hamzah Fansuri dengan Syair Perahu , dan juga Syair-syair karyanya yg lain bukan hanya orang Indonesia , melainkan juga orang Malaysia.
Saat Hamzah Fansuri hidup dan berkarya , tidak ada entitas negara dan wilayah yg bernama Indonesia maupun Malaysia. Hamzah Fansuri memengaruhi keduanya , (Indonesia dan Malaysia). Karena (menurut Abdul Hadi WM) , Hamzah Fansuri yg telah banyak menciptakan istilah dalam bahasa Melayu yg diserap dari bahasa Arab.
Perlu diketahui pula bahwa , Syair Perahu yg menjadi materi pelajaran siswa di sekolah , merupakan potongan syair yg hanya beberapa bait saja. Sebenarnya , Syair Perahu karya Hamzah Fansuri terdiri dari
Syair Perahu
Karya Hamzah Fansuri
Bait 1Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah ,
membetuli jalan tempat berpindah ,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah
Bait 2
Wahai muda kenali dirimu ,
ialah perahu tamsil tubuhmu ,
tiadalah berapa lama hidupmu ,
ke darul infinit jua kekal diammu.
Bait 3
Hai muda arif-budiman ,
hasilkan kemudi dengan pedoman ,
alat perahumu jua kerjakan ,
itulah jalan membetuli insan.
Bait 4
Perteguh jua alat perahumu ,
hasilkan bekal air dan kayu ,
dayung pengayuh taruh di situ ,
supaya laju perahumu itu
Bait 5
Sudahlah hasil kayu dan ayar ,
angkatlah pula sauh dan layar ,
pada beras bekal jantanlah taksir ,
niscaya tepat jalan yg kabir.
Bait 6
Perteguh jua alat perahumu ,
muaranya sempit tempatmu kemudian ,
banyaklah di sana ikan dan hiu ,
menanti perahumu kemudian dari situ.
Bait 7
Muaranya dalam , ikanpun banyak ,
di sanalah perahu tenggelam dan rusak ,
karangnya tajam mirip tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
Bait 8
Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak tiba menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
Bait 9
Muaranya itu terlalu sempit ,
di manakan kemudian sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit ,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Bait 10
Baiklah perahu engkau perteguh ,
hasilkan pendapat dengan tali sauh ,
anginnya keras ombaknya cabuh ,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
Bait 11
Lengkapkan pendarat dan tali sauh ,
derasmu banyak bertemu musuh ,
selebu rencam ombaknya cabuh ,
La ilaha illallahu bakal tali yg teguh.
Bait 12
Barang siapa bergantung di situ ,
teduhlah selebu yg rencam itu
pedoman betuli perahumu laju ,
selamat engkau ke pulau itu.
Bait 13
La ilaha illallahu jua yg engkau ikut ,
di maritim keras dan badai ribut ,
hiu dan paus di belakang berdasarkan ,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Bait 14
Laut Silan terlalu dalam ,
di sanalah perahu rusak dan tenggelam ,
sungguhpun banyak di sana menyelam ,
larang mendapatkan permata nilam.
Bait 15
Laut Silan wahid al kahhar ,
riaknya rencam ombaknya besar ,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
Bait 16
Itulah maritim yg maha indah ,
ke sanalah kita semuanya berpindah ,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau tepat musyahadah.
Bait 17
Silan itu ombaknya cerita ,
banyaklah bakal ke sana berpindah ,
topan dan ribut terlalu 'azamah ,
perbetuli pedoman jangan berubah.
Bait 18
Laut Kulzum terlalu dalam ,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan tenggelam ,
perbaiki na'am , siang dan malam.
Bait 19
Ingati sungguh siang dan malam ,
lautnya deras bertambah dalam ,
anginpun keras , ombaknya rencam ,
ingati perahu jangan tenggelam.
Bait 20
Jikalau engkau ingati sungguh ,
angin yg keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yg cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.
Bait 21
Sampailah minggu dengan masanya ,
datanglah angin dengan paksanya ,
belajar perahu sidang budimannya ,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
Bait 22
Wujud Allah nama perahunya ,
ilmu Allah bakal [dayungnya]
iman Allah nama kemudinya ,
"yakin bakal Allah" nama pawangnya.
Bait 23
"Taharat dan istinja'" nama lantainya ,
"kufur dan masiat" air ruangnya ,
tawakkul bakal Allah jurubatunya
tauhid itu bakal sauhnya.
Bait 24
Salat bakal nabi tali bubutannya ,
istigfar Allah bakal layarnya ,
"Allahu Akbar" nama anginnya ,
subhan Allah bakal lajunya.
Bait 25
"Wallahu a'lam" nama rantaunya ,
"iradat Allah" nama bandarnya ,
"kudrat Allah" nama labuhannya ,
"surga jannat an naim nama negerinya.
Bait 26
Karangan ini suatu madah ,
mengarangkan syair tempat berpindah ,
di dalam dunia janganlah tam'ah ,
di dalam kubur berkhalwat sudah.
Bait 27
Kenali dirimu di dalam kubur ,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan tubuh terhancur.
Bait 28
Di dalam dunia banyaklah mamang ,
ke darul infinit jua tempatmu pulang ,
janganlah disusahi emas dan uang ,
itulah membawa tubuh terbuang.
Bait 29
Tuntuti ilmu jangan kepalang ,
di dalam kubur terbaring seorang ,
Munkar wa Nakir ke sana tiba ,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
Bait 30
Tongkatnya lekat tiada terhisab ,
badanmu remuk siksa dan azab ,
akalmu itu hilang dan lenyap ,
tanpa ada tujuan yg tetap ,
Bait 31
Munkar wa Nakir bukan kepalang ,
suaranya merdu bertambah bergairah ,
tongkatnya besar terlalu panjang ,
cabuknya banyak tiada terbilang.
Bait 32
Kenali dirimu , hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang ,
kelam dan cuek bukan kepalang ,
dengan siapa lawan berbincang?
Bait 33
La ilaha illallahu itulah firman ,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian ,
iman tersurat pada hati manusia ,
siang dan malam jangan dilalaikan.
Bait 34
La ilaha illallahu itu terlalu aktual ,
tauhid ma'rifat semata-mata ,
memandang yg gaib semuanya rata ,
Menghapuskan ke sana sekalian kita.
Bait 35
La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah ,
sekalian makhluk ke sana berpindah ,
da'im dan ka'im jangan berubah ,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
Bait 36
La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan ,
siang dan malam jangan kamu sunyikan ,
selama hidup juga engkau pakaikan ,
Allah dan rasul juga yg menyampaikan.
Bait 37
La ilaha illallahu itu kata yg teguh ,
memadamkan cahaya sekalian rusuh ,
jin dan syaitan sekalian musuh ,
hendak membawa ia bersungguh-sungguh.
Bait 38
La ilaha illallahu itu kesudahan kata ,
tauhid ma'rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara ,
hamba dan Tuhan tiada tidak sama.
Bait 39
La ilaha illallahu itu tempat mengintai ,
medan yg kadim tempat berdamai ,
wujud Allah terlalu bitai ,
siang dan malam jangan bercerai.
Bait 40
La ilaha illallahu itu tempat musyahadah ,
menyatakan tauhid jangan berubah ,
sempurnalah jalan kepercayaan yg gampang ,
pertemuan Tuhan terlalu susah.
Sudahkah anda baca semua Bait di atas?
0 Response to "Teks Komplit Syair Perahu 40 Bait Karya Hamzah Fansuri | Smp Pilpay"
Post a Comment